"Jika sesuatu diurus oleh
yang bukan ahlinya, maka niscaya tinggal menunggu waktu kehancuran sesuatu
tersebut” agaknya itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi wakil
rakyat bangsa kita. Betapa bangsa kita terpuruk karena hal tersebut.
Masyarakat kita masih
terbutakan oleh budaya patriarki sehingga terjadi ketidakberimbangan
perwakilan. Dan ujungnya negara yang mempunyai bermacam-macam terkait
perempuan, seperti Traficcing, penyiksaan TKW, KDRT, Aborsi, kenakalan remaja
dan lain-lain terhambat karena kurangnya sentuhan kaum pemilik masalah dalam
penyelesaiannya.
Ketimpangan pangkal
kekurangterwakilan, kekurangterwakilan
Ketika orang sudah
menyepelekan peran wanita, maka siap-siaplah kehancuran akan mengahampiri
kelompok tersebut.
Perempuan seringkali
memang menjadi yang tertindas. Tak terkecuali dalam keterwakilannya dalam
sistem demokrasi. Demokrasi yang i’tikad baiknya berujung pada diutusnya para
wakil untuk membina masyarakat yang adil, masih menyisakan PR untuk para
perempuan. Sebagaimana data DPR bahwa dominasi kaum pria sangat tidak
terkontrol dalam instutusi teringgi negara tersebut. Ironis, padahal secara
kuantitas kaum wanita jauh lebih banyak dibanding kaum adam. Bagaimana bisa
mereka mewakili yang lain?
Ketimpangan tersebut tidak
semerta-semerta lahir karena budaya patriarki masyarakat. Setting-setting
politik juga punya pengaruh besar pada terciptanya budaya kurang luhur
tersebut. Padahal ada banyak Kartini-kartini yang sepatutnya dikerdilkan oleh
para pria
Spirit keterwakilan
demokrasi jelas ternodai tatkala ternyata pihak-pihak yang mewakili menjadi
representasi masyarakatnya. Kemakmuran bagi seluruh rakyat sangat kita
harapkan.
Kenapa Perempuan?
Munculnya ibu wali kota
Surabaya belakangan patut menjadi pelajaran bagi banyak pihak. Beliau
memberikan sebuah cahaya yang menjadi khas kaum perempuan. Tingkat keamanahan
beliau sangat tinggi terhadap jabatan yang diembannya. Tidak ada kesan
menyepelekan jabatan sebagaimana yang biasanya para kaum pria lakukan. “wes
gampang” semisal kata yang biasanya muncul dari kaum pria.
Begitupun ketiak mengambil
keputusan-keputusan publik, beliau selalu berpihak pada orang kecil. Tidak
menuhankan materi tetapi berlandaskan nurani. Sekalipun banyak pihak yang
mengecam terhadap kebijakannya yang banyak merugikan kaum kapital, beliau tidak
gentar. Selama kepentingan lebih bermanfaat kepada orang banyak.
Disamping itu yang
menonjol dari wanita adalah kepekaan. Logika bisa diajarkan tetapi kalu
menyangkut wilayah rasa atau kepekaan maka butuh latihan atau bahkan pembawaan.
Memang soal kelamin
bukanlah jaminan pembeda meraka dalam persoalan bersih maupun adil. Tapi banyak
hal yang dimiliki wanita sepetutnya mempengaruhi wilayah publik. Paling tidak
dengan hal tersebut persoalan bangsa yang bayak bersinggungan dengan kaum hawa
bisa lebih tersntuh dan tercover dengan baik. Bila hal itu tidak diperhatikan,
maka tidak mungkin nasib 70 persen wanita di bangsa yang rindu kejayaan ini
akan terus atau bahkan makin terpuruk. Mari pilih caleg permpuan
Hanya 30 % saja kaum
Perempuan yang menduduki kursi parlemen.Teramat jarang kita melihat Seorang
anggota Legislatif Adalah seorang perempuan tapi salah satu mantan Presiden
kita adalah perempuan yaitu Ibu Megawati Soekarno putri . beliau adalah
satu-satu.nya Presiden Perempuan di negara kita dan juga Raden Ajeng Kartini
salah satu pelopor wanita pada saat masa penjajahan belanda dan pada saat itu
Seorang wanita dilarang untuk Bersekolah oleh pihak belanda tetapi Beliau tetap
bersikeras untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikannya
Seorang Perempuan itu
Jujur ,tidak korupsi ,lebih transparan dan loyal kepada konstituen.
Sifat- sifat di atas sangat melekat oleh perempuan meskipun tidak semua
perempuan begitu.
Dan Menurut pendapat saya
Dengan memilih caleg perempuan perjuangan isu-isu kesejahteraan sosial, seperti
kemiskinan, pendidikan dan kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi lebih
mudah di atasi dan juga mudah di berantas, kasus- kasus pelecehan di indonesia
kini sangat sering terjadi:
Berikut adalah Visi dan
Misi jika Caleg Perempuan menempati kursi parlemen (Versi Penulis)
1. Deskriminasi dan Pelecehan Terhadap Perempuan dan juga anak - anak
yang berusia dini akan berkurang .dan tentunya Semua berharap Tindakan
deksriminasi dan pelecehan ini hilang.
2. Tindakan KDRT atau Kekerasan dalam rumah tangga akan hilang karena
hal ini marak terjadi di indonesia.
3.Perundang - undangan tentang Perempuan dan anak- anak akan di
tingkatkan dan tentunya akan lebih di pertegas lagi.
4. Akan ada Suasana Baru jika Seorang perempuan Menempati kursi
Parlemen.
5. Berkurangnya Kasus TKW yang mengalami pelecehan oleh
majikannya di luar negeri
Tapi, Risma tenar karena
kinerjanya yang kinclong dalam memoles kota buaya. Lewat tangan dinginnya,
Surabaya, kota yang dulu dikenal keras, panas, kini menjadi kota yang hijau dan
nyaman. Kota ini pun terasa ramah bagi siapa saja. Hadirnya taman-taman nan
rimbun serta elok, membuat kota buaya menarik untuk disinggahi.
Diterapkannya kebijakan affirmative action
yang termuat dalam regulasi pemilu, memberi jalan bagi perempuan untuk bisa
lebih eksis di panggung politik. Kini buahnya sudah mulai dipetik. Beberapa
nama politisi perempuan, berhasil merebut tiket ke Senayan. Sebut saja, Rieke
Dyah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva Kusuma Sundari, Nurhayati Alie Assegaf, Nova
Riyanti Yusuf, dan sederet nama politisi perempuan lainnya.
Rieke ‘Oneng’ misalnya,
dikenal sebagai politisi perempuan yang vokal. Bahkan, oleh partainya, PDI-P,
Rieke sempat dipercaya untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat dalam
Pilgub kemarin. Berduet dengan aktivis anti korupsi, Teten Masduki, Rieke
maju bersaing menjadi orang nomor satu di tatar Sunda.
Sementara Nurul Arifin,
politisi perempuan dari partai beringin, karir politiknya kian moncer. Nurul
kini memegang jabatan cukup prestius, sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai
Golkar. Nama politisi perempuan lain, yang cukup mencorong, adalah Nurhayati.
Nurhayati, kini memegang jabatan kunci di parlemen, sebagai Ketua Fraksi Partai
Demokrat, partai yang memenangi Pemilu 2009.
Setidaknya lewat wakil
rakyat perempuan, persoalan itu akan diperjuangkan untuk dicarikan solusinya.
Karena perempuan pastinya yang lebih mengerti nasib kaumnya. Karena
perempuan pula, yang akan lebih sensitif terhadap kesulitan serta
nasib muram sesama kaumnya. Dan perempuan, lebih bisa diharapkan bekerja dengan
hati, apalagi menyangkut aspirasi sesama kaumnya. Semoga, dari Senayan akan
lahir Risma-Risma yang lain.
jumlah kaum perempuan yang
telah duduk di parlemen Indonesia sejak tahun 1955 sampai 2014 masih terlalu
sedikit, bahkan belum mencapai 20%.
Kurangnya Caleg
perempuan yang berhasil duduk di kursi Parlemen menjadi penghambat
berkembangnya negeri ini. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya kepercayaan
rakyat Indonesia untuk dipimpin oleh kaum wanita. Karena banyak orang
beranggapan, wanita adalah kaum yang lemah, tidak mampu berkerja keras, tidak
sanggup memimpin banyak orang, dan lain sebagainya.
angka korupsi di negeri ini bisa di minimalisir, masalah tenaga kerja wanita (TKW) karena banyak sekali masalah-masalah di negeri ini yang bersentuhan langsung dengan kaum wanita.
Bicara soal pemilihan
umum, tahun ini ada sedikit perubahan soal aturan pencalonan legislatif bagi
setiap partai. Dengan adanya UU Pemilu No. 10/2008 yang bertuliskan ‘meminta’
30% keterwakilan perempuan didaftar caleg sementara (DCS) yang disusun
parpol ke Komisi Pemilihan Umum(KPU). Bahkan partai keadilan sejahtera (PKS)
mewakilkan 45% dari total jumlah calon legislatif yang mereka usung. Keputusan
ini bisa di nilai sangat tepat, karnamenurut penulis, sudah saatnya bagi para
perempuan juga mengambil peran untuk mengurus negeri ini.
Megawati bisa merubah
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Pasca krisis moneter yang
berlangsung pada tahun 1997, perekonomian Indonesia sangat kacau, hutang luar
negeri menumpuk, pendapatan perkapita masyarakat turun dan nilai tukar rupiah
terhadap dolar merosot.
Pada tahun 2003,
pemerintah pimpinan megawati mengakolasikan dana untuk pembayaran utang luar
negri Indonesia sebesar Rp116,3 triliun. Melalui kebijakannya tersebut utang
luar negeri indonesia berkurang menjadi US$134.66 miliar. Dan juga Salah satu
keputusan megawati yang paling penting adalah indonesia mengakhiri kerjasamanya
dengan IMF. Selain itu, pedapatan perkapita yang semula tinggal US$465,
megawati berhasil menaikan pendapatan perkapita cukup signifikan yaitu sekitar
US$930.
juga ‘Eva Kusuma’ dari fraksi
partai PDI-P. Perempuan yang juga masih
Anggota Komisi Hukum DPR ini, juga pernah berusaha bersama para
rekannya, memperjuangkan keberadaan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN)
sebagai alat kelengkapan DPR yang tertuang dalam UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Selain itu, dia juga ikut serta memperjuangkan penambahan anggaran untuk item
trafficking di Kejaksaan.
Eva juga termasuk politisi
yang sering ikut pelatihan tekait isu perempuan dan juga anggaran. Seperti
sepanjang tahun 2008, Eva mengikuti pelatihan Public Account Committee ,
Effective Budget Scrutiny dan Public Finance Management. Pada 2007, Eva juga ikut terlibat pelatihan Global Woman
Leadership di Washington.
Memang sepertinya sudah
saatnya perempuan bisa mengambil peran dalam pemerintahan Indonesia. Kenapa?
Karna Sifat kritis yang biasa identik dengan perempuan, memang sangat
dibutuhkan Indonesia. Selain bisa memperjuangkan hak kaumnya, mereka juga bisa
ikut memperbaiki negeri ini menjadi yang lebih baik.
Mungkin kita bisa
berharap, semakin banyaknya perempuan yang duduk di kursi senayan bisa merubah
pemikiran masyarakat tentang anggota legislatif yang identik dengan korupsi, suap
dan tindakan pencucian uang