22.05 Sunan
Ampel 01 27 Januari 2009
Dua bungkusan Ji’I, satu mangkok bakso, beragam camilan kering dan buah telah kutelan malam ini. Ditambah CTM semakin menuntutku untuk tidur saja.
Dua bungkusan Ji’I, satu mangkok bakso, beragam camilan kering dan buah telah kutelan malam ini. Ditambah CTM semakin menuntutku untuk tidur saja.
Pagai
yang berlangsung hari ini terasa menyenangkan bagiku. Semangat yang masih menggebu
bisa teraplikasikan langsung saat sekolah, jam kosong nggak ada hari ini. Apalagi
setelah ini Miftah member tugas untukku, tepak sekali! Walaupun biasanya semangat semacam ini hanya
muncul meletup sehari, dua hari tapi aku cukup optimis saat ini sepertinya
semangat ini akan bisa bertahan lebih lama – ya apa lagi alasannya kalau nggak
karena ‘ini adalah momen-momen akhirku di Tambakberas’-. Tak terhitung berapa
sesuatu yang belum kulakukan, berapa banyak PR yang belum kukerjakan. Waktu
sesempit ini amat berharga nilainya. Semoga saja aku benar-benar mengisinya
dengan aktivitas yang bermanfaat dan produktif.
Saat
ini aku beranggapan aku tidak usah/perlu untuk memaksakan diriku untuk lebih
bercorak, lebih rame. Menurutku aku harus tetap mempertahankan tipikal ‘pendiam’ku
karena: karakter untuk bisa membaur kepada macam-macam golongan semakn kuat
berkembang jika kuimbangi dengan tidak banyak omong, tapi banyak tingkah. Jadi
omongan yang kita hadirkan benar-benar bisa diterima enak mukhotob, ‘sedikit
tapi mengena’. Tak perlu aku banyak
berbasa-basi sana sini tapi dalam perlakuan kepada dia ternyata tak sama dan
perilaku kita ternyata jauh dari apa yang menjadi omongan kita.
Aku
beharap, suatu saat nanti ada banyak orang yang punya pola pikir pesantren
seperti pola pikirku. Sehingga nanti aku tidak terlalu sedih ketika harus
melihat BU dari luar. Tanpa mampu berbuat banyak. Karena sudah banyak di Bu
orang yang searah dalam fikiran denganku
OMONGAN
DAN KELAKUAN KITA, HARUSLAH TEPAT SEPERTI TUNTUTAN KEADAAN