SERATUS HARI TERAKHIR DI PESANTREN (H-98)

23.59           Sunan Ampel 1              19 Januari 2009

Sesaat setelah Indonesia berhasil menahan imbang Oman dikandangnya.

Pertama, sebenarnya tulisan ini kutulis lebih lambat 25 menit dari yaang tertera di atas. Kubuat begitu, demi terciptanya kesan kekonsekwenanku untuk selalu menulis pada setiap harinya. Karena apa (kok telat)? aku kelupaan tadi. Blas tidak ada unsur sengaja ngundat nulisnya. mbulet mbulet tulisannya

Kedua, alhamdulillah ada 3 hal special yang kualami di hari Senin ini, yaitu:

1.  Untuk pertama kalinya, sejak 8 tahun lalu aku bernafas di Tambakberas ini, baru tadi Isya’ suaraku kupakai untuk melantunkan adzan di masjid Tambakberas

2.  Untuk pertema kalinya juga, kalau nggak salah. Bertahun-tahun aku merasakan liburan di pesantren seolah tak pernah sekalipun ada perasaan nggak betah, bingung kate lapo seperti yang kurasakan hari ini. Sedih karena nggak ada bareng teman akrab, berat karena nggak lama lagi bakal out dan perasaan menekan lain yang berkolaborasi membentuk kesatuan untuk membuat down mentalku yang sedang drop ini. ah..apa jadinya aku rindu sekolah. sumpah.
3.  Untuk ketiga kalinya. Di saat aku masih beberapa bulan menginjakkan kaki di PPBU saat itulah aku pertama kali mengikuti pengajian Hikam di Muhibbin. Dari awal aku tidur terus di depan ndalem setelah sebelum ngaji terlebih dahulu kehilangan sandal di jeding depan masjid. Menunggu 6 tahun baru aku ngaji lagi. Kelas V pertengahan tepatnya, saat pembagian garam asma’an. Dan tadi, mungkin karena nganggur, bersama Ji’i aku ngaji. dan seperi biasa aku tidak bisa konsentrasi penuh, ngelamun sana sini

SATU PELAJARAN HARI INI, PANDAI-PANDAILAH MEMBAGI WAKTU!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »