Ada pelajaran besar di dapat olehku pagi
ini ..
Suatu saat, ketika aku sudah mempunyai seorang anak (amiin ..), setinggi-tinggi apapun jabatanku jangan pernah aku memaksakan mereka untuk menjadi ‘aku’. Aku adalah aku, anakku adalah anakku. Sama-sama punya warna sndiri-sendiri. Selama tidak melanggar koridor-koridor agama dan koridor umum berilah mereka kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Umpamakan warna, bila kau berwarna putih maka sudah sepantasnya menjadi atap dan bila anakmu berwarna cokelat maka selayaknya menjadi lemari. Tak bisa memaksa warna cokelat untuk dijadikan atap. Karena menurutku, tinggi rendahnya hasil bukanlah sesuatu hal yang pantas untuk menjadi ukuran sebuah kesuksesan. Tetapi sukses adalah saat-saat dimana seseorang bisa memaksimalkan apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya, dan tentu tidak bisa digebyah uyah ukurannya pada tiap orang. Tergantung modalnya.
Suatu saat, ketika aku sudah mempunyai seorang anak (amiin ..), setinggi-tinggi apapun jabatanku jangan pernah aku memaksakan mereka untuk menjadi ‘aku’. Aku adalah aku, anakku adalah anakku. Sama-sama punya warna sndiri-sendiri. Selama tidak melanggar koridor-koridor agama dan koridor umum berilah mereka kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Umpamakan warna, bila kau berwarna putih maka sudah sepantasnya menjadi atap dan bila anakmu berwarna cokelat maka selayaknya menjadi lemari. Tak bisa memaksa warna cokelat untuk dijadikan atap. Karena menurutku, tinggi rendahnya hasil bukanlah sesuatu hal yang pantas untuk menjadi ukuran sebuah kesuksesan. Tetapi sukses adalah saat-saat dimana seseorang bisa memaksimalkan apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya, dan tentu tidak bisa digebyah uyah ukurannya pada tiap orang. Tergantung modalnya.
23.00 Ruang
Tamu Rumah
Sebuah hipotesa yang amat rentan salah
kuhadirkan ..
Seorang pendidik yang biasa menangani
anak-anak seusia SD, maka mereka terbiasa memberi pendidikan dengan ukuran
hitam & putih. Suatu perkara kalau tidak baik, ya buruk. Hanya ada 2
kriterium saja. Maka tentu saja mereka punya batasan ketat dalam memandang
perkara. Ini dilarang itu dilarang. Baik memang, seorang anak akan terlatih
untuk melakukan hal dengan hati-hati. tapi untuk anak seusia pendidikan ini
paling susah, rentan perubahan/labil. Jadi kudu memberi sebuah ‘kebebasan yang
sesuai ukuran’ kepada mereka. Namun meski begitu ...
Seorang pendidik yang biasa menangani
remaja kebanyakan gagal saat mengasuh anaknya. Sebab apa? ... ya tak lain
mereka over memberi kebebasan saat anaknya masih kecil. Padahal di usia segitu
seorang anak belum bisa berfikir dengan tinjauan banyak segi seperti remaja
(harus ada batasan tegas). Penutupku:
JANGAN PERNAH BERHENTI BELAJAR ,, KARENA
SAMPAI KAPANPUN SEBENARNYA KAU TIDAK BENAR-BENAR PINTAR