Beberapa bulan yang
lalu, saya memulai mengayuh bahtera rumah tangga bersama istri tercinta.
Karena proses mengenal pranikah yang amat singkat, banyak hal yang kemudian
baru kami saling tahu setelah pernikahan. Mulai kebiasaan, kesukaan, hobi
bahkan juga riwayat penyakit masing-masing dari kami. Selanjutnya kami lantas
berusaha untuk saling menyesuaikan.
Akan tetapi tak lama
muncullah problem yang disebabkan riwayat penyakit istri saya, yaitu maag. Kami
yang sama-sama hobi wisata kuliner seringkali berseberangan pendapat untuk
menentukan tujuan. Hal itu dikarenakan istri tidak menghendaki wisata kuliner
yang bernuansa pedas, khawatir maag nya kambuh. Sedangkan di area kami tinggal
Pasuruan – Malang sedang boomingnya warung makan baru dengan menu
masakan-masakan pedas.
Demi mengobati rasa
penasaran seringkali saya memaksa untuk berangkat kuliner ke area pedas, sedang
istri dengan berat hati menemani namun hanya membeli minuman saja. Berkali-kali
cuma menemani saat ke warung khas pedas, istri saya pun tidak tahan untuk ikut
mencoba Waktu itu istri memesan mie ceker pedas level terendah, saya pun tidak
keberatan. Saya anggap ‘gawe tombo’ (buat obat), wong ya cuma level terendah.
Senang sekali saya waktu itu istri bisa makan bareng juga.
Namun itu tidak bertahan
lama. Sepulangnya di rumah, sekitar 2 jam setelah makan istri saya mengeluh
sakit di perutnya. Saya yang pengantin baru terus terang panik dengan yang
dirasakan istri. Mondar-mandir istri saya, kamar tidur ke kamar mandi. Saya
pun lalu membelikan salah satu obat di toko sebelah rumah. Semalaman istri saya
mengeluh tentang mules di perutnya, menjelang subuh baru tertidur.
Sudah dua kali istri
saya minum obat tadi, tapi perut masih sakit. Kami lalu berencana memerikasakan
ke puskesmas di kecamatan. Sebelum berangkat, ternyata keduluan ibu
silaturrahim ke rumah. Mungkin naluri seorang ibu juga, terasa kalau anaknya
ada amasalah. Ibu lalu tanya kenapa istri kok tampak lemas. “Maag saya kambuh
bu, kemarin habis makan pedas-pedas” jawab istri saya. “Owalah itu lambungnya
minta diobati. Saya juga punya riwayat maag, nduk, tapi sejak rutin
minum Colidan suplemen asam lambung, Alhamdulillah sudah
nggak pernah kumat lagi. Coba, nduk! Colidan untuk sakit maag juga
ampuh” Ibu saya dengan penuh perhatian memberi solusi. Ibu pun lalu menyuruh saya
mengambilkan Colidan di rumah beliau.
Siang itu pun kami tidak
jadi ke Puskesmas, akan tetapi reaksi obat sangat ampuh. Minum Coladin obat
penyakit maag sekali saja, istri saya sudah tidak merasakan sakit di perutnya.
Merasa cocok terhadap Colidan yang juga suplemen asam lambung ini, istri pun
menyuruh saya membelikan sendiri di apotek.
Mengikuti jejak ibu,
istri saya lantas meminum rutin Coladin sebagai suplemen asam lambung.
Kebiasaan tersebut, memberi dampak baik terhadap saya. Lambat laun kualitas
lambung istri saya semakin bagus karena rutin mengkonsumsi Coladin. Istri
akhirnya berani makan apapun, sehingga kami tidak perlu bingung untuk
menentukan tujuan wisata kuliner. Mau masakan manis, asin maupun pedas
berlevel-level kami sikaat. Belakangan untuk menjaga kesehatan lambung, saya
pun juga istiqomah mengkonsumsi Colidan suplemen asam lambung dan obat penyakit
maag ini. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?!
Maka bagi anda baik yang
punya riwayat maag maupun tidak, saya rekomendasi betul untuk mengkonsumsi
rutin Coladin obat penyakit maag dan suplemen asam lambung. So, jika ingin
bebas makan apapun, lambung terjaga kondisinya, Coladin lah solusinya. Obat
penyakit maag terampuh, suplemen asam lambung terbaik. Buktikan!